Rabu, 04 Februari 2009

Fenomena Facebook

Tahun 2008 facebook meraup keuntungan 300 juta dollar amerika Tapi
keuntungan yang sebanyak itu digunakan untuk membiayai perang di Gaza.
Benarkah?

Fenomena facebook begitu gempar di Indonesia, sampai-sampai ada facebook
dalam bahasa indonesia. Saya heran bukan main, satu per satu teman saya
mendaftar di facebook.

Tidak heran kalau di tahun 2008 facebook meraup keuntungan 300 juta dollar
amerika karena lebih dari 140 juta user aktif di seluruh dunia dan 8,5 juta
foto dimuat tiap harinya. Bagi yang belum tahu apa itu facebook bisa baca
artikel ini.

Facebook memberikan banyak kemudahan bagi kita, dari mulai menjalin relasi
sampai cari uang dari facebook, baca juga artikel ini dan artikel ini. Tapi
keuntungan yang sebanyak itu digunakan untuk membiayai perang di Gaza.
Benarkah?

Awalnya saya juga tidak sengaja reseach tentang facebook. Dari awal saya
sangat tidak setuju dengan adanya agresi Israel di Gaza. Untuk membantu
warga Gaza, saya hanya bisa berdoa dan berniat untuk memboikot produk-produk
Israel.

Dari artikel yang saya publish beberapa waktu lalu tentang pemboikotan
produk-produk Amerika, ada komentar yang mengatakan bahwa facebook dan
wordpress adalah milik amerika dan menyarankan untuk tidak memakainya lagi.
Dari sini awal mulanya saya melakukan reseach tentang facebook dan
wordpress.

Fakta - fakta :

1. Facebook adalah milik Mark Zuckerberg, jika kita membaca artikel Mark
Zuckerberg dalam bahasa indonesia tidak diketahui secara lengkap siapakah
dia. Kalau kita membaca artikel tentang Mark Zuckerberg dalam bahasa inggris
terdapat lengkap data diri si pembuat facebook ini.

2. Siapakah sebenarnya si pendiri sekaligus CEO facebook ini? Dia adalah
mahasiswa harvard university dan aktif sebagai anggota Alpha Epsilon Pi.
What is Alpha Epsilon Pi? baca artikel ini.

3. Alpha Epsilon Pi adalah seperti perkumpulan mahasiswa Yahudi di amerika
utara, yang mempunyai misi sebagai berikut,

Alpha Epsilon Pi, the Jewish Fraternity of North America, was founded to
provide opportunities for Jewish men seeking the best possible college and
fraternity experience. We have maintained the integrity of our purpose by
strengthening our ties to the Jewish community and serving as a link between
high school and career. Alpha Epsilon Pi develops leadership for the North
American Jewish community at a critical time in a young man's life. Alpha
Epsilon Pi's role is to encourage the Jewish student to remain dedicated to
Jewish ideals, values, and ethics and to prepare the student to be one of
tomorrow's leaders so that he may help himself, his family, his community,
and his people.

Yang intinya adalah sebagai tempat pengkaderan dan tempat mencari pemimpin
baru bagi kaumnya, yaitu Yahudi.

4. Fakta ke-empat sampai artikel ini ditulis serangan Israel di Gaza telah
menewaskan lebih dari 600 palestinians.

5. Facebook mendapatkan keuntungan dari iklan yang dipasang, semakin banyak
user dan pengunjung facebook senakin banyak pula penghasilnya.
From: Abdul Rahman

wahai muslimah raihlah kemuliaan dari islam

Oleh: Al-Ustadz Yuswaji Lc

Pada masa jahiliyah, yakni sebelum datangnya Islam, kaum wanita tidak mendapatkan tempat yang semestinya di tengah masyarakat, bahkan lebih banyak dihinakan dan dinistakan. Kelahiran mereka tidak dikehendaki oleh orang tuanya. Kalaulah terlahir ke dunia maka laksana buah simalakama bagi orang tuanya, dikubur hidup-hidup atau dibiarkan berumur panjang dengan menanggung kehinaan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدّاً وَهُوَ كَظِيمٌ يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ

Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepada nya, apakah dia akan memelihara nya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkan nya ke dalam tanah (hidup-hidup) Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (An-Nahl: 58-59)

Dan seandainya si mungil ini dibiarkan hidup dan beranjak dewasa berarti ia menyongsong penderitaan dan kesengsaraan yang telah menanti. Masih panjang dan terjal jalan kehidupan yang mesti dilalui. Yaitu, tatkala menginjak jenjang pernikahan, di mana timbul permasalahan yang tidak kalah pelik dan menyengsarakan nya. Status dan nasib seorang istri banyak digantungkan oleh suaminya, karena suami berhak menceraikan nya beberapa kali tanpa ada masa iddah, dan boleh saja merujuknya kembali -setiap saat- kapan saja dia mau. Laki-laki juga berhak berpoligami tanpa batas jumlah, bahkan boleh menikahi sekaligus dua perempuan bersaudara. Dan lebih keji lagi, seorang perempuan boleh dinikahi oleh beberapa orang lelaki dalam satu waktu. Perempuan di masa itu tidak berhak mendapatkan waris meski dia dalam keadaan sangat melarat. Bila suaminya meninggal dunia, isteri tidak mendapatkan warisan, malahan dia bisa diwariskan -layaknya harta- kepada anak-anak lelakinya.

Hal serupa juga dialami kaum wanita selain bangsa Arab. Di kalangan bangsa Yunani, perempuan dianggap seperti barang yang paling murah, tidak memiliki hak-hak dalam keluarga dan bisa diperjual-belikan di pasar. Di kalangan bangsa Romawi, orang lelaki memiliki wewenang mutlak dalam keluarga dan memegang hak-hak keluarga secara absolut. Dia berhak menghukum mati istrinya untuk alasan yang sangat remeh, dan dia juga berhak membunuh atau menyiksa anak-anaknya tanpa pertanggungjawaban sedikitpun. Di kalangan orang-orang Hindu dan Budha, perempuan sangat terhina dan sengsara. Hanya kematian yang dapat membebaskan dari kesengsaraannya sepanjang hidup. Dan itu merupakan puncak dari penderitaannya. Yakni, bila suaminya meninggal dunia, ia harus dibakar di dekat jasad suaminya. Di kalangan orang Yahudi, perempuan dianggap laknat, karena perempuan telah menyesatkan Adam. Bahkan sebagian sekte mereka membolehkan bapak untuk menjual anak perempuannya. Anggota keluarganya yang sedang haidh dianggap najis, sehingga tidak boleh menyentuh wadah makanan dan minuman mereka, bahkan tidak boleh duduk dan makan bersama mereka. Orang-orang Kristen dahulu menganggap bahwa pernikahan adalah najis, wajib dijauhi. Dan mereka menyatakan terang-terangan bahwa perempuan adalah pintu syetan, dan berhubungan dengan nya adalah najis.

Setelah kedatangan Islam, kaum perempuan ini dimuliakan semulia-mulianya. Kedudukan mereka sederajat dengan kaum laki-laki. Hanya ketaqwaan saja yang dapat membedakan mereka - baik laki-laki maupun perempuan- di mata Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Hal ini dinyatakan melalui firman-NYA:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi ALLAH ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al Hujuraat: 13)

Seorang lelaki bisa jadi sangat hina dan nista dengan sebab tidak adanya ketaqwaan pada dirinya, begitu pula dengan perempuan. Sebaliknya, seseorang lelaki bisa menjadi sangat mulia dan berwibawa karena ketaqwaannya, begitu pula dengan perempuan.

Islam telah menghapuskan penindasan terhadap kaum perempuan sebagaimana melenyapkannya terhadap sesama manusia. Dan kaum perempuan di dalam agama yang haq ini diberi banyak kemulian dan kehormatan yang tidak diberikan oleh agama atau ideologi lainnya.

Di antaranya:

1. Sama dengan kaum lelaki dalam mendapatkan pahala atas amal ibadahnya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepada nya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (An-Nahl: 97)

2. Mendapatkan hak waris bagi mereka.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالْأَقْرَبُونَ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالْأَقْرَبُونَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ أَوْ كَثُرَ نَصِيباً مَفْرُوضاً

(Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya -baik sedikit atau banyak-` menurut bahagian yang telah ditetapkan.) (An-Nisaa: 7)

3. Tidak dapat diwariskan layaknya harta.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهاً

Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mewariskan wanita dengan jalan paksa. (An-Nisaa: 19)

4. Jiwanya dilindungi sejak dilahirkan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَإِذَا الْمَوْؤُودَةُ سُئِلَتْ (8) بِأَيِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ

Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh. (At-Tawiir: 8-9)

5. Mendapatkan perlindungan dari gangguan dan fitnah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَاناً وَإِثْماً مُبِيناً

Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (Al Ahzaab: 58)

Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ

Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang mukmin -laki-laki dan perempuan- kemudian mereka tidak bertobat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar. (Al Buruuj: 10)

6. Kemulian dalam pernikahan dan kehidupan keluarga:

a. Islam mendudukkan kaum perempuan -dalam kehidupan suami-istri- sebagai pihak yang sangat berperan membahagiankan dan menenangkan orang lelaki.

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجاً لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآياتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-NYA ialah Dia menciptakan untuk mu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepada nya. Dan dijadikan-NYA di antaramu rasa kasih dan sayang.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Ar-Ruum: 21)

b. Seorang perempuan berhak memilih calonnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

لَا تُنْكَحُ الْأَيِّمُ حَتَّى تُسْتَأْمُرَ وَ لَا تُنْكَحُ الْبِكْرُ حَتَّى تُسْتَأْذَنَ

Jangan nikahkan anak perempuan kecuali atas musyawarah. Dan jangan nikahkan anak gadis kecuali atas ijinnya. (HR. Al Bukhari)

c. Berhak mendapatkan mahar dari suami.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَآتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً

Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian - dengan penuh kerelaan-. (An-Nisaa: 4)

d. Wajib mendapatkan perlakuan baik dari suami, dan mendapatkan kecukupan materi dengan baik.

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ

Dan pergaulihah mereka dengan baik. (An-Nisaa: 19)

e. Berhak menuntut pisah (khulu’) bila ada sebab-sebab yang membolehkannya. (-seperti keadaan suami yang tidak taat menjalankan ibadah dan banyak melakukan kemaksiatan padahal sudah sering kali dinasihati atau karena sebab-sebab lainnya-)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

فَلا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيمَا افْتَدَتْ بِهِ

Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri utuk menebus dirinya. (Al Baqarah: 29)

7. Ditunjukkan jalan-jalan dan kiat-kiat agar tetap terhormat, berwibawa, serta mulia di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

a. Mereka diperintahkan menutup aurat dan menghindari perbuatan yang dapat mengundang pelecehan terhadap dirinya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا

وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ
أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا

مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْأِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى

عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ

Katakanlah kepada wanita yang beriman:”Hendaklah mereka menahan pandangan dan memelihara kemaluan mereka. Dan janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka.Dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putera-putera mereka, putera- putera suami mereka, saudara-saudara mereka, putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, wanita-wanita Islam, budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak- anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. (An-Nuur: 31)

b. Mereka diperintahkan untuk tetap tinggal di dalam rumah (-dan kalau terpaksa keluar tidak dengan mengumbar aurat-) agar aman dari fitnah dan tidak menjadi penyebab kejahatan seksual terhadap dirinya maupun terhadap perempuan lain.

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah dahulu. (Al Ahzaab: 33)

c. Mereka diberi tanggung jawab untuk mengurus anak-anak serta mengelola dan mengatur rumahnya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِهَا وَهِيَ مَسْؤُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا

Orang perempuan adalah pemimpin di dalam rumahnya dan akan dimintai pertanggungjawabannya. (HR. Muttafaqun ‘alaih)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda:

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikan nya yahudi, nasrani atau majusi. (HR. Bukhari 1385 dan Muslim 2658)

Demikianlah Islam memandang kaum wanita serta meletakkan kedudukannya di tempat yang terhormat dan sesuai dengan fitrahnya. Sedangkan apa yang terjadi di “barat” dan di negeri-negeri pengekornya dewasa ini lebih buruk dari pada sebelum datangnya Islam. Kalau orang arab jahiliyah dahulu mengubur anak perempuan yang masih kecil, yang masih suci tanpa dosa, orang-orang kafir sekarang membiarkan mereka hidup sampai dewasa, lalu mengantarkan mereka ke dalam kehinaan di dunia dan kesengsaraan tiada henti di akhirat nanti. Adalah suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri bahwa di sana -sejak dahulu hingga sekarang- perempuan tak lebih dari barang dagangan yang bebas diperjualbelikan. Bahkan di dalam statusnya sebagai isteri pun ia boleh dipinjam dan dipertukarkan, sebagaimana manusia memperlakukan barang yang dipakai sehari-hari.

Namun sungguh aneh jika orang-orang kafir dan munafik di zaman kita gencar mengkampayekan gerakan kebebasan dan persamaan hak dengan slogan emansipasi. Pada hakikatnya apa yang mereka teriakkan -dengan istilah dan kemasan yang indah- menyimpan ambisi untuk melanggengkan bentuk-bentuk -dengan variasi baru- eksploitasi terhadap wanita. Dan bagi muslimah gerakan -dengan menggunakan cara-cara yang digandrungi wanita dan menjebak- ini tak lebih dari ajakan untuk kembali kepada keadaan sebelum Islam mengeluarkan dan mengangkat nya dari lembah kenistaan. Sayangnya, tidak sedikit wanita beriman, disebabkan kelalaian dan kebodohannya, menyambut seruan itu serta sangat antusias untuk ikut menjadi agen-agen dan corong-corong mereka.

Wahai kaum wanita, ketahuilah sesungguhnya kemulian yang hakiki hanya akan kalian dapatkan di dalam Islam dan melalui Islam, bukan selain nya. Tinggal kalian raih dengan mempelajari sungguh-sungguh agama ini dan mengamalkan nya.

(Sumber: http://ahlussunnah-jakarta.com/artikel_detil.php?id=12)Oleh: Al-Ustadz Yuswaji Lc

Pada masa jahiliyah, yakni sebelum datangnya Islam, kaum wanita tidak mendapatkan tempat yang semestinya di tengah masyarakat, bahkan lebih banyak dihinakan dan dinistakan. Kelahiran mereka tidak dikehendaki oleh orang tuanya. Kalaulah terlahir ke dunia maka laksana buah simalakama bagi orang tuanya, dikubur hidup-hidup atau dibiarkan berumur panjang dengan menanggung kehinaan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدّاً وَهُوَ كَظِيمٌ يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ

Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepada nya, apakah dia akan memelihara nya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkan nya ke dalam tanah (hidup-hidup) Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (An-Nahl: 58-59)

Dan seandainya si mungil ini dibiarkan hidup dan beranjak dewasa berarti ia menyongsong penderitaan dan kesengsaraan yang telah menanti. Masih panjang dan terjal jalan kehidupan yang mesti dilalui. Yaitu, tatkala menginjak jenjang pernikahan, di mana timbul permasalahan yang tidak kalah pelik dan menyengsarakan nya. Status dan nasib seorang istri banyak digantungkan oleh suaminya, karena suami berhak menceraikan nya beberapa kali tanpa ada masa iddah, dan boleh saja merujuknya kembali -setiap saat- kapan saja dia mau. Laki-laki juga berhak berpoligami tanpa batas jumlah, bahkan boleh menikahi sekaligus dua perempuan bersaudara. Dan lebih keji lagi, seorang perempuan boleh dinikahi oleh beberapa orang lelaki dalam satu waktu. Perempuan di masa itu tidak berhak mendapatkan waris meski dia dalam keadaan sangat melarat. Bila suaminya meninggal dunia, isteri tidak mendapatkan warisan, malahan dia bisa diwariskan -layaknya harta- kepada anak-anak lelakinya.

Hal serupa juga dialami kaum wanita selain bangsa Arab. Di kalangan bangsa Yunani, perempuan dianggap seperti barang yang paling murah, tidak memiliki hak-hak dalam keluarga dan bisa diperjual-belikan di pasar. Di kalangan bangsa Romawi, orang lelaki memiliki wewenang mutlak dalam keluarga dan memegang hak-hak keluarga secara absolut. Dia berhak menghukum mati istrinya untuk alasan yang sangat remeh, dan dia juga berhak membunuh atau menyiksa anak-anaknya tanpa pertanggungjawaban sedikitpun. Di kalangan orang-orang Hindu dan Budha, perempuan sangat terhina dan sengsara. Hanya kematian yang dapat membebaskan dari kesengsaraannya sepanjang hidup. Dan itu merupakan puncak dari penderitaannya. Yakni, bila suaminya meninggal dunia, ia harus dibakar di dekat jasad suaminya. Di kalangan orang Yahudi, perempuan dianggap laknat, karena perempuan telah menyesatkan Adam. Bahkan sebagian sekte mereka membolehkan bapak untuk menjual anak perempuannya. Anggota keluarganya yang sedang haidh dianggap najis, sehingga tidak boleh menyentuh wadah makanan dan minuman mereka, bahkan tidak boleh duduk dan makan bersama mereka. Orang-orang Kristen dahulu menganggap bahwa pernikahan adalah najis, wajib dijauhi. Dan mereka menyatakan terang-terangan bahwa perempuan adalah pintu syetan, dan berhubungan dengan nya adalah najis.

Setelah kedatangan Islam, kaum perempuan ini dimuliakan semulia-mulianya. Kedudukan mereka sederajat dengan kaum laki-laki. Hanya ketaqwaan saja yang dapat membedakan mereka - baik laki-laki maupun perempuan- di mata Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Hal ini dinyatakan melalui firman-NYA:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi ALLAH ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al Hujuraat: 13)

Seorang lelaki bisa jadi sangat hina dan nista dengan sebab tidak adanya ketaqwaan pada dirinya, begitu pula dengan perempuan. Sebaliknya, seseorang lelaki bisa menjadi sangat mulia dan berwibawa karena ketaqwaannya, begitu pula dengan perempuan.

Islam telah menghapuskan penindasan terhadap kaum perempuan sebagaimana melenyapkannya terhadap sesama manusia. Dan kaum perempuan di dalam agama yang haq ini diberi banyak kemulian dan kehormatan yang tidak diberikan oleh agama atau ideologi lainnya.

Di antaranya:

1. Sama dengan kaum lelaki dalam mendapatkan pahala atas amal ibadahnya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepada nya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (An-Nahl: 97)

2. Mendapatkan hak waris bagi mereka.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالْأَقْرَبُونَ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالْأَقْرَبُونَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ أَوْ كَثُرَ نَصِيباً مَفْرُوضاً

(Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya -baik sedikit atau banyak-` menurut bahagian yang telah ditetapkan.) (An-Nisaa: 7)

3. Tidak dapat diwariskan layaknya harta.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهاً

Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mewariskan wanita dengan jalan paksa. (An-Nisaa: 19)

4. Jiwanya dilindungi sejak dilahirkan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَإِذَا الْمَوْؤُودَةُ سُئِلَتْ (8) بِأَيِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ

Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh. (At-Tawiir: 8-9)

5. Mendapatkan perlindungan dari gangguan dan fitnah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَاناً وَإِثْماً مُبِيناً

Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (Al Ahzaab: 58)

Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ

Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang mukmin -laki-laki dan perempuan- kemudian mereka tidak bertobat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar. (Al Buruuj: 10)

6. Kemulian dalam pernikahan dan kehidupan keluarga:

a. Islam mendudukkan kaum perempuan -dalam kehidupan suami-istri- sebagai pihak yang sangat berperan membahagiankan dan menenangkan orang lelaki.

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجاً لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآياتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-NYA ialah Dia menciptakan untuk mu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepada nya. Dan dijadikan-NYA di antaramu rasa kasih dan sayang.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Ar-Ruum: 21)

b. Seorang perempuan berhak memilih calonnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

لَا تُنْكَحُ الْأَيِّمُ حَتَّى تُسْتَأْمُرَ وَ لَا تُنْكَحُ الْبِكْرُ حَتَّى تُسْتَأْذَنَ

Jangan nikahkan anak perempuan kecuali atas musyawarah. Dan jangan nikahkan anak gadis kecuali atas ijinnya. (HR. Al Bukhari)

c. Berhak mendapatkan mahar dari suami.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَآتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً

Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian - dengan penuh kerelaan-. (An-Nisaa: 4)

d. Wajib mendapatkan perlakuan baik dari suami, dan mendapatkan kecukupan materi dengan baik.

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ

Dan pergaulihah mereka dengan baik. (An-Nisaa: 19)

e. Berhak menuntut pisah (khulu’) bila ada sebab-sebab yang membolehkannya. (-seperti keadaan suami yang tidak taat menjalankan ibadah dan banyak melakukan kemaksiatan padahal sudah sering kali dinasihati atau karena sebab-sebab lainnya-)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

فَلا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيمَا افْتَدَتْ بِهِ

Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri utuk menebus dirinya. (Al Baqarah: 29)

7. Ditunjukkan jalan-jalan dan kiat-kiat agar tetap terhormat, berwibawa, serta mulia di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

a. Mereka diperintahkan menutup aurat dan menghindari perbuatan yang dapat mengundang pelecehan terhadap dirinya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا

وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ
أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا

مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْأِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى

عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ

Katakanlah kepada wanita yang beriman:”Hendaklah mereka menahan pandangan dan memelihara kemaluan mereka. Dan janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka.Dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putera-putera mereka, putera- putera suami mereka, saudara-saudara mereka, putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, wanita-wanita Islam, budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak- anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. (An-Nuur: 31)

b. Mereka diperintahkan untuk tetap tinggal di dalam rumah (-dan kalau terpaksa keluar tidak dengan mengumbar aurat-) agar aman dari fitnah dan tidak menjadi penyebab kejahatan seksual terhadap dirinya maupun terhadap perempuan lain.

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah dahulu. (Al Ahzaab: 33)

c. Mereka diberi tanggung jawab untuk mengurus anak-anak serta mengelola dan mengatur rumahnya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِهَا وَهِيَ مَسْؤُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا

Orang perempuan adalah pemimpin di dalam rumahnya dan akan dimintai pertanggungjawabannya. (HR. Muttafaqun ‘alaih)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda:

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikan nya yahudi, nasrani atau majusi. (HR. Bukhari 1385 dan Muslim 2658)

Demikianlah Islam memandang kaum wanita serta meletakkan kedudukannya di tempat yang terhormat dan sesuai dengan fitrahnya. Sedangkan apa yang terjadi di “barat” dan di negeri-negeri pengekornya dewasa ini lebih buruk dari pada sebelum datangnya Islam. Kalau orang arab jahiliyah dahulu mengubur anak perempuan yang masih kecil, yang masih suci tanpa dosa, orang-orang kafir sekarang membiarkan mereka hidup sampai dewasa, lalu mengantarkan mereka ke dalam kehinaan di dunia dan kesengsaraan tiada henti di akhirat nanti. Adalah suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri bahwa di sana -sejak dahulu hingga sekarang- perempuan tak lebih dari barang dagangan yang bebas diperjualbelikan. Bahkan di dalam statusnya sebagai isteri pun ia boleh dipinjam dan dipertukarkan, sebagaimana manusia memperlakukan barang yang dipakai sehari-hari.

Namun sungguh aneh jika orang-orang kafir dan munafik di zaman kita gencar mengkampayekan gerakan kebebasan dan persamaan hak dengan slogan emansipasi. Pada hakikatnya apa yang mereka teriakkan -dengan istilah dan kemasan yang indah- menyimpan ambisi untuk melanggengkan bentuk-bentuk -dengan variasi baru- eksploitasi terhadap wanita. Dan bagi muslimah gerakan -dengan menggunakan cara-cara yang digandrungi wanita dan menjebak- ini tak lebih dari ajakan untuk kembali kepada keadaan sebelum Islam mengeluarkan dan mengangkat nya dari lembah kenistaan. Sayangnya, tidak sedikit wanita beriman, disebabkan kelalaian dan kebodohannya, menyambut seruan itu serta sangat antusias untuk ikut menjadi agen-agen dan corong-corong mereka.

Wahai kaum wanita, ketahuilah sesungguhnya kemulian yang hakiki hanya akan kalian dapatkan di dalam Islam dan melalui Islam, bukan selain nya. Tinggal kalian raih dengan mempelajari sungguh-sungguh agama ini dan mengamalkan nya.

(Sumber: http://ahlussunnah-jakarta.com/artikel_detil.php?id=12)

Rabu, 14 Januari 2009

Hari ini, 5 Januari 2009

Aku dapet pesen dari ukhti hesti untuk ngabadiiin perjuangan kami tadi lewat sebuah tulisan.He..tapi entah mengapa ya, walaupun ini hari yang lumayan spesial tapi tidak bagiku. Rasanya biasa aja, tapi lelah kakiku. Hari ini tanggal 5 Januari, hari pengumpulan TERakhir draf laporan Tugas Akir kami. Seharusnya ini udah dikumpulkan tanggal 12 Desember 2008 kemaren (tapi ya… karena berbagai hal molor deh). Ya Alloh, sedari pagi aku deg-degan…bukan karena mau ngumpulin ini, tapi karena ketergesa-gesaanku. Dari pagi aku menyibukkan diriku sendiri, dari ngerjain program sampe harus sampe kampus jam 9.30 karena dah terlanjur janji ma pak’e dosen. Tapi ya.. gapapa ada hasilnya juga.
Sampai kampus, aku dan mbak hesti harus naik ke lantai 4 yang tidak ada lift maupun eskalatornya untuk menemui bapaknya…antri oey!!!...bapaknya terkenal juga sampe-sampe kita mo minta tanda tangan aja pake kata ‘antre’ hehhehe. Akirnya sampe juga bagian kami, weh.. ternyata masih ada yang salah di draft laporan kami, tapi no problemo yang penting kan tandatangan dah di layangkan di draf TA kami… slamet…slamett….ngerevisi dikit gapapa. Tapi ternyata, 4 lembar persetujuan yang udah susah payah ditandatangani bapak’e tadi…S A L A H…salah bung!!! Waduh bingung aku…waktu saat itu dah nunjukin sekitar pukul 12.35an lah…harus berpikir cepet nih, untung di MIPA ada tempat buat ngeprint. Aku telpun bapaknya untuk janji ketemu lagi, mo minta tanda tangan lagi., bapaknya bilang kalo dia bisa sampe jam 13.30. kami berusaha untuk ngerevisi lembar persetujuan itu, sebenarnya tempat ngeprint hari itu tutup. Tapi untung masnya baik hati mau melayani kami, mungkin kasian ngelihat wajah kami yang imut n memelas ini .
Masnya pun sampe2 berkorban, dimarahi temennya karena tetap melayani kami. Mas yang satunya dengan gaya sok ‘angkuhnya’ langsung buat papan pengumuman dan ditempel di pintu “LAB SERVICE HARI INI TUTUP” mungkin intinya gitu, aku ga baca sih. Ya Alloh teganya.. untung mas yang satunya mau ngerti…tingkatkan mas beramal bagi orang yang kesusahan…hehhehhe.
Akhirnya selesai juga ngeprintnya, kami keburu2 dah jam 13.15 kami langsung melejit seperti jet kolet ( opo to kui?? ) ke lantai 4 gedung sebelah..antri lagi..eh…tapi malah bapaknya gak ada. Bingung kami mo cari kemana. M.hesti menyodorkan hpnya, aku disuruh nelpun. Tapi berkali2 ku coba, ga bisa nyambung2.. keringat dingin nrocos dari tubuh kami. Eh…ternyata bukan pak’e yang gak bisa dihubungi tapi karena pulsa mbak hesti Cuma tinggal 300 rupiah doang…hehheheh. Kami berdua lagi ga punya pulsa.. tapi ya masak kurang akal..kan bisa minta transferan pulsa. Itu kebiasaanku, minta di transfer pulsa …(tapi utang dulu, gapapakan sodara sendiri yang jual). Selingan dulu, jadi keinget kalo dirumah sukanya cumi (Cuma minjem), kalo telpun bapak’e biasanya pake no ibuk biar murah soalnya sesama operator. Sampe orang rumah pada apal, kalo aku pasti bilang gini “buk…ngampil HP…nyuwun telpun” (bhs indonya : buk pinjam hp, minta telpun). Kadang dimarahi aku karna sok ngawur, tak buat telpun temen2..hehehheh.
Lanjut buk…aku telpun pak’e…eh…ternyata bapake udah di luar kampus…ampun…di Masjid NH yang lumayan jauh. Mana kami ga bawa motor, tapi untung adikku-prend juga minjemin motornya. Langsung deh kami bergerak, terjun motor menuju mesjid NH…nah itu dia bapaknya. Untung bapaknya dah diluar masjid sedang memakai sepatu..langsung deh kami sodorkan lembar persetujuan itu. Akirnya tulisan tinta yang indah itu (walaupun sebenarnya masih bagusan tanda tanganku) meliuk dengan lemah gemulainya di kertas yang kami bawa. Mungkin bisa di bilang sampe kami berdua terpesona melihatnya, apalagi bapaknya baik ditatakan sekalian kertas kami.. aduuuh pak …semua mahasiswa yang kau bimbing pada mengeluh karena ga suka dengan cara anda. Tapi tidak bagi kami, hehheheh…kami lho yang di acc pertama dari sekian mahasiswa TKJ yang dibimbing beliau, tapi karena salah aja jadi minta tanda tangan ulang. Dan akirnya…KU SERAHKAN draf TA itu ke sekretariatan…USAI sudah…perjuangan mengumpulkan draf TA hari ini. LEGA….tinggal berjuang mengerjakan program .

Tulisan ini kupersembahkan untuk :
-mbak hesti
-ZU4 and friend : Rodhi n dek laila

Hadapi dengan senyum apa yang kita lakukan, bisa pasti bisa….

Katakan yang benar karena kebenaran, diamlah cahaya keemasan
Perbuatanmu adalah bukti kesungguhan kata-katamu, mulianya dunia bukan karena kata.
------------------------------------------------------------------------------------
tAMBAHAN DOA DARI SESEORANG---------------------------------------------------
"Ya Allah siapapun jodoh hamba kelak jadikanlah ia orang yang
istiqomah di jalan-Mu. selalu mencintai-Mu, selalu mencintai
Rasul-Mu, dan selalu mencintai orang-orang yang mencintai-Mu dan
Rasul-Mu. Ya Allah jauhkan keburukan darinya, berilah kekuatan untuk
menegakkan agama-Mu, serta jauhkan dari cinta kepada dunia yang
berlebihan. begitu jg dengan hamba ya Allah..

Aku hanya seorang pejalan…

Aku hanya seorang pejalan…
Yang dengan tak sengaja menemukan suatu tempat..
Tembat baru yang menawarkan berjuta pesona keindahan..elok..
Hingga terarikku untuk sejenak singgah…

Aku hanya pejalan..
Yang kehausan ditengah padang kering.. yang hampir tak ada musim dingin disana..
hingga aku temukan tempat yang sejuk itu…

tapi..
aku hanya pejalan,, yang akan kembali berjalan…
untuk menemukan tempat yang nyata.. tidak sekedar tempat untuk sejenak singgah…

dan aku akan kembali berjalan.. karena sudah saatnya aku kembali melangkah…
kembali meneruskan sebuah perjalanan
karena aku hanya tertipu oleh fatamorgana yang sempat kusinggahi ini…

04.11 AM-23Des08

Cerita dibalik Senyuman

Hari itu ku temui dia dengan tatapan yang mantap, hati ini tak kuasa ingin berjumpa, suasana itu membuat ketenangan hatiku terusik. Terusik karena sebuah kerinduan yang telah lama kupendam.
Niat hati ini selalu tak berubah jika ingin berjumpa dengannya. Dia memanglah bukan siapa-siapa, dia juga tidak menawan dia tidak seperti kebanyakan orang. Cukup banyak hal yang bisa membuatnya terasa ‘tidak elok’ seperti apa-apa yang kucintai sebelumnya. Tapi ahhh..entah mengapa bagiku semua itu tergores seperti kertas yang tertulis dengan tinta emas.. emasnya sampai menyilaukan mata.. sehingga semua yang buruk dari dirinya tidak terlihat. Apakah ini suatu pesona ??? tarikan ini sangat kuat, bahkan lebih kuat dari gaya grafitasi bumi. Ketika benda jauh tepat pada suatu titik dan berhenti, maka statislah dia. Sedangkan ini, telah jatuh tapi jatuh lagi..lagi…dan lagi….tapi semangat ini membuatku bangkit. Jatuhh dalam sebuah cinta yang tak ku ketahui dari mana asalnya. Tapi ahhh…aku tau dari mana ini tentunya dari hati yang telah diijinkan oleh Sang pemilik cinta untuk merasakan saripati cinta.
Beberapa waktu sebelum aku berjumpa dengannya, seakan aku dibawa oleh malaikat-malaikat yang membisikkan kepadaku..”pergilah..dan segera temui dia..”. Seakan dunia tersenyum menyambut tiap lagkahku, menyambut semangat yang ada di dadaku yang mengalir deras hingga hati ini tak karuan dibuatnya.
Sebuah, sepuluh, seratus, seribu senyum yang ku simpan untuk menemui nya telah kusiapkan seperti kado spesial yang pernah kuberikan pada seseorang nun jauh disana. Tapi ini akan lebih spesial, karena ini ku bungkus dengan kertas hati dan tali-tali ikhlas. Ada cerita dibalik senyuman ini, ada seseorang yang menanti senyuman ini. Dan ada seseorang yang tak kan mau kembali melepas senyuman ini.
Aku melangkah dengan pasti, diatas keyakinan yang kuat di hati. Akan segera kusambut dia sebelum dia menyambutku. Dan…waktu itu pun makin dekat padaku, aku sudah menyajikan senyumku sebelum aku mendekat padanya. Seperti layaknya sorang yang sedang dimabuk asmara, tapi aku yakin ini buka asmara biasa. Senyuman.. dan tiba juga kerinduan itu…kerinduan dalam sebuah senyuman ku. Kerinduan untuk kembali mengagungkan Maha pencipta Rindu, kerinduan untuk mengembalikan getar-getar iman lewat manisnya sebuah halaqoh yang telah kita jalin. Kerinduan untuk bersama orang-orang yang rindu terhdap Nya. Walaupun sekejap tapi akan kusambut ia dengan senyuman…
sobatku...

Jumat, 22 Februari 2008

Aku Dan Sebuah Persahababtan

Aku dan sebuah Persahabatan

Persahabatan apakah artinya?
Saat ini aku belum menemukannya…
Ataukah sebenarnya telah ku temukan persahabatan itu
Tapi aku terlau angkuh…aku terlalu egois..
Untuk menyebutnya suatu persahabatan
Dalam hatiku, ada suatu kebimbangan
Kadang aku merenung, kadang aku bertanya..
Sekilas kembaliku ke masa lalu
Mengingat semua yang pernah terjadi
Dalam sedikit kenangan itu..
Tak dapat kumenemukan arti “sahabat” yang sesungguhnya
Semua hanya datang dan berlalu begitu saja
Yang tersisa hanya secuil kenangan..
Yang jika datang gelombang menghantam
Terhapuslah semua itu..
Aku
Terlau bodoh untuk mendapatkan “sahabat”
Terkadang mereka datang dengan sendirinya, menghampiri
Terkadang aku yang datag menghampirinya,..
Tapi tak jarang…
Setelah aku mendapatkannya
Dia ku lepas begitu saja…atau malahan datang seseorang yang mengambilnya dariku
Tak jarang
Semua itu seperti berulang
Tanpa bisa ku menahan
Menahan agar tak berulang
Menahan mereka menjauh
Menjauh dariku
Menjaga mereka tuk tetap disini…
Menjadi Sahabatku

“terkadang sahabat adalah orang yang aling mengerti kita, tapi kadang sahabat adalah orang yang paling tdak mengerti kita…tapi cukuplah bagi kita untuk dapat mengerti mereka”
“Janganlah meninggalkan sahabat karena kau melihat cacat, karena tak satupun sahabat tanpa cacat walaupun kau berusaha tuk dapat”

Rabu, 12 Desember 2007

Every Man For Himself

EVERY MAN FOR HIMSELF

Setiap orang mau ga mau akan tetap menjalani kehidupanya di dunia ini, berbagai keadaan yang timbul,yang datang silih berganti ,kebahagiaan maupun kesedihan.tapi kadang berpikirku kenapa bisa seperti ini ,kenapa aku ga bisa seperti dia?,Kenapa bukan aku yang seperti dia?berjuta pertanyaan yang menghiggapi hati dan pikiranku.setelah itu melintas dalam benakku: Andaikan aku dia, aku akan….,Andaikan aku kemarin………,andaikan andaikan dan segala tetek mbengeknya.

Tiap orang selalu berpikir andai aku punya kisah seperti ini,seperti itu.terlarut dalam kehidupan maya dalam sebuah drama yang berjudul ‘ANDAIKAN’,bukan tidak mungkin kita lama kelamaan akan berubah menjadi orang yang kita andaikan hingga kita tak sadar siapa diri kita sebanarnya,kita tidak tau siapa kita?kita tidak tau apa yang kita sukai?tak tau apa yang kita benci,yang lebih parah lagi kita ga’ tau apa tujuan hidup kita? Dalam drama “andaikan” ini kita berperan menjadi sosok orang lain/menjadi figuran yang teralisasikan dalam kehidupan kita,dan bisa berakibat kurangnya kepercayaan terhadap diri,merasa rendah diri,merasa terkucil,merasa tidak ada orang yang menyayangi kita,dan merasa selalu sendiri,merasa dengki jika orang lain mendapatkan yang lebih baik dari kita. karena sebenarnya kita takut kalau kita menjadi diri sendiri banyak orang yang akan menjauh dari kita.

Menjadi orang lain bukanlah hal yang tepat untuk mengatasi masalah kita ,malahan kita dapat terjebak dalam jurang kemunafikan,kita harus sadar memang tidak semua orang suka pada kita,begitu juga kita ,tapi jangan biarkan hal itu mempengaruhimu menjadikan kita seperti apa yang mereka sukai,padahal tidak kita sukai. Jika hal yang kita tiru/pedoman itu bersikap membangun atau membawa kebaikan/mengajak pada kebaikan misalnya masalah agama,mengajak kita untuk ke arah kebaikan dunia dan akherat, WHY NOT? Mengapa tidak ? tapi jangan asal ikut-ikutan tanpa tau dasar.

Setiap orang adalah tokoh utama dalam sebuah pertunjukan besar yaitu sebuah kehidupan.setiap orang diberi kesempatan untuk menjadi TOKOH UTAMA dalam kehidupannya masing – masing ,yang diatur langsung oleh ALLOH SWT,Dan orang di sekitar kita adalah figurannya yang membantu kita dalam alur cerita.kalau kita saja ga suka pada diri kita siapa coba yang akan menyukai kita,kita harus mulai mencintai diri kita tapi jangan melebihi cinta kita pada Yang Maha Kuasa,karena jika cinta pada diri sediri terlalu berlebihan dapat mengakibatkan kesombongan.
Percayalah terhadap diri sendiri,timbulkan motifasi yang kuat agar kita dapat maju tanpa menjadi orang lain dan yakin bahwa setiap orang punya kekurangan dan kelebihan masing2,kekurangan kita bisa jadi adalah kelebihan kita.Jangan berpikir andaikan aku dia tapi berikirlah ini kehidupanku dan aku tokoh utamanya.kalo terus berpikir “andai aku dia”bisa jadi kita menjadi tokoh antagonis dalam kehidupan orang,karena hal itu dpat mengakibatkan kedengkian dalam hati.
Berkonsentrasi / fokus terhadap apa yang kamu kerjakan.Sejumlah orang memang sangat baik dalam multitasking,namun sebagian besar orang yang lain membutuhkan konsentrasi untuk menyelesaikan pekerjaan.kunci sukses seseorang berada pada kekuatan tekad (katane para ahli lho)


Belajarlah menerima apa yang telah ditentukan /kehendak Alloh SWT
Rosululloh bersabda:3 hal kunci sukses adalah
1.Rela/ridlo atas takdir Alloh SWT
2.Saabar atas segala musibah yang menimpa kita
3.Berdoa dalam kedaan senang maupun susah
Knowing You’re never by Yourself : mengapa harus berpusing ria,bukankah kita masih punya keluarga yang selalu ada untuk kita,teman – teman yang menyayangi kita.Dengan mereka kita dapat belajar berbagi dengan orang lain,sehingga kita tidak mudah terlarut dengan hal-hal yang membuat posisi kita tersudut.


“tiada suatu bencanapun yang menimpa di muka bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauh mahfuzh)sebelum kami menciptakannya.Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Alloh” QS :Al Hadiid 22

Jika aku berguru aku, tidak meminta guru yang dapat mengajariku punya kemampuan terbang dan menghilang.
Cukuplah bagiku jika sang guru mau membimbingku untuk belajar menyingkirkan batu di jalan,rela pada keberuntungan orang lain,sabar atas kemalagan diri sendiri,senang melihat tetangganya punya barang baru,mencintai anak-anak.mencintai hewan….
Dari guruku aku tidak mengharapkan pelajaran apa pun selain pelajaran merendahkan diri dan merendahkan hati.
Jika ada seserang yang memiliki kerendahan hati dalam arti yang sebenarnya,kepada merekalah aku akan berguru.(Prie GS)