Rabu, 14 Januari 2009

Cerita dibalik Senyuman

Hari itu ku temui dia dengan tatapan yang mantap, hati ini tak kuasa ingin berjumpa, suasana itu membuat ketenangan hatiku terusik. Terusik karena sebuah kerinduan yang telah lama kupendam.
Niat hati ini selalu tak berubah jika ingin berjumpa dengannya. Dia memanglah bukan siapa-siapa, dia juga tidak menawan dia tidak seperti kebanyakan orang. Cukup banyak hal yang bisa membuatnya terasa ‘tidak elok’ seperti apa-apa yang kucintai sebelumnya. Tapi ahhh..entah mengapa bagiku semua itu tergores seperti kertas yang tertulis dengan tinta emas.. emasnya sampai menyilaukan mata.. sehingga semua yang buruk dari dirinya tidak terlihat. Apakah ini suatu pesona ??? tarikan ini sangat kuat, bahkan lebih kuat dari gaya grafitasi bumi. Ketika benda jauh tepat pada suatu titik dan berhenti, maka statislah dia. Sedangkan ini, telah jatuh tapi jatuh lagi..lagi…dan lagi….tapi semangat ini membuatku bangkit. Jatuhh dalam sebuah cinta yang tak ku ketahui dari mana asalnya. Tapi ahhh…aku tau dari mana ini tentunya dari hati yang telah diijinkan oleh Sang pemilik cinta untuk merasakan saripati cinta.
Beberapa waktu sebelum aku berjumpa dengannya, seakan aku dibawa oleh malaikat-malaikat yang membisikkan kepadaku..”pergilah..dan segera temui dia..”. Seakan dunia tersenyum menyambut tiap lagkahku, menyambut semangat yang ada di dadaku yang mengalir deras hingga hati ini tak karuan dibuatnya.
Sebuah, sepuluh, seratus, seribu senyum yang ku simpan untuk menemui nya telah kusiapkan seperti kado spesial yang pernah kuberikan pada seseorang nun jauh disana. Tapi ini akan lebih spesial, karena ini ku bungkus dengan kertas hati dan tali-tali ikhlas. Ada cerita dibalik senyuman ini, ada seseorang yang menanti senyuman ini. Dan ada seseorang yang tak kan mau kembali melepas senyuman ini.
Aku melangkah dengan pasti, diatas keyakinan yang kuat di hati. Akan segera kusambut dia sebelum dia menyambutku. Dan…waktu itu pun makin dekat padaku, aku sudah menyajikan senyumku sebelum aku mendekat padanya. Seperti layaknya sorang yang sedang dimabuk asmara, tapi aku yakin ini buka asmara biasa. Senyuman.. dan tiba juga kerinduan itu…kerinduan dalam sebuah senyuman ku. Kerinduan untuk kembali mengagungkan Maha pencipta Rindu, kerinduan untuk mengembalikan getar-getar iman lewat manisnya sebuah halaqoh yang telah kita jalin. Kerinduan untuk bersama orang-orang yang rindu terhdap Nya. Walaupun sekejap tapi akan kusambut ia dengan senyuman…
sobatku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar