Selasa, 11 Desember 2007

Magang, Antara Kewajiban dan Hati Nurani

Mengajar ??????????????????????????????
Sama sekali tak terlintas dipikiranku, menjadi seorang guru (ya…walapun sebenarnya bukan sich). Lebih tepat jika disebut “MENDADAK GURU”, nah inilah yang terjadi padaku sekarang ini. Mungkin menjadi seorang guru adalah impianku sewaktu kecil, tapi kalau sekarang yaaaa ??. Hidup memang selalu berputar, apa yang kita inginkan belum tentu terwujud tapi hal yang tak diinginkan terkadang malah datang dengan sendirinya.
Pagi ini, seperti biasanya aku berangkat magang ( tentu saja diantar ayah tercinta ). Memang kalau magang aku masih diantar—jemput ayahku , sampai-sampai ada guru yang bilang “anak bapak”. Ya..dibalik itu semua kan ada maksudnya, sebenarnya biar uang sakuku utuh ( hehehhe…cari enaknya sendiri )
Aku dah semangat banget ingin cepet magang.Tapi kadang sampai di tempat magang malah ga’ ngapa-ngapain coz jadwal praktek ga’ ada. Aku memang beda dengan temen-temenku lainnya, mereka pada magang di TU. Jadi kerjaannya buanyak. Sedangkan aku lebih sering meng-asisteni atau malahan ngajar sendiri. Inilah yang membuatku bosan, aku lebih senang jika banyak pekerjaan daripada seperti ini.
Tiap harinya kalau lagi ga’ ngajar, aku cuma nongkrong di TU, baca koran, numpang sarapan ( ADUUUH..selain perkewuh[ bahasa indo-nya apa ya?] aku juga bosen ) yaa seperti Guru pada umumnya J . Tetapi bedanya mereka masih pusing mikirin nilai, gaji, dan urusan lainnya, sedang aku Cuma ngajar doang. AKU tidak betah, aku pingin pindah dari sini.
Pantaskah aku disebut seorang Guru, sebutan itu terasa berat dan membebaniku. Dengan sedikitnya ilmu yang ku miliki ini dan lagipula aku baru semester dua, memang wagu / aneh. Yaa namanya MENDADAK GURU adanya begini ya dijalani aja. Ternyata jadi guru memang cukup sulit, mengatur banyak anak yang beda-beda ( tentunya..anaknya orang banyak sih ). Ada aja tingkah yang kadang membuatku jengkel, sampe membuatku berteriak-teriak menyuruh mereka tenang (padahal sebenarnya aku kan orang yang lemah lembut….hehehhehhehe J ). SALUT dech bagi para Guru.
Banyak kesulitan yang telah kuhadapi selama mengajar. Tapi di sini juga aku menemukan dan merasakan menjadi seorang Guru. Aku menemukan spirit seorang Guru, mereka berusaha memberikan yang terbaik bagi muridnya. Aku merasakan perasaan itu, saat muridku menjabat tanganku dan menyapaku “ bu “ atau “mbak”. Malahan ada juga yang mencium tanganku, aku jadi terharu. Mereka menghormatiku seperti Guru lainnya walaupun aku tidak berseragam abu-abu. Semua ini membuatku bertahan, ya tapi memang aku harus bertahan. Kan ya.. eman-eman jika ku tinggal begitu saja, SMP gitu loh, NEGERI lagi ( walah ? ujung-ujungnya..).Yang penting tetep SEMANGAT dan BERJUANG, MERDEKA!!

1 komentar:

  1. walah mbak nggih sami mawon....nasib2 tapi tenang aja....badai pasti berlalu....gak enek bedane kar aq ndek mben....ning saiki yo sami mawon....di syukuri mawon.....lagi hunting jb ki hehehhehehhe sukses yo mbak....

    BalasHapus